Tuesday 9 April 2013

Rasanya pindah rumah itu….


Pindah rumah, berjuta rasanya…
Seperti halnya jatuh cinta, pindah rumah pun berjuta rasanya. Memang tak sedikit orang yang sudah pernah mengalami pindah rumah, tapi biarlah coretan kecil ini aku bagikan kepada mereka yang ingin tahu rasanya pindah rumah tanpa harus mengalaminya.

Hari Sabtu, 30 Maret 2013, tepat pukul 9.00 WIB, mobil pick up pesanan kakakku datang. Satu per satu perabot rumah tangga yang sebelumnya telah dikemas pun siap dimuat. Hatiku berdesir, tak terasa sebentar lagi masa kecilku, tawa bahagiaku, tangis manjaku, dan segala torehan memori keluargaku akan segera diangkut, bersama-sama dengan perabot itu.

Sekitar hampir setahun yang lalu, saat keluargaku memutuskan untuk segera menjual rumah kami, kekhawatiran-kekhawatiran akan kehilangan rumah tercinta dan kenangan-kenangan indah keluarga mulai berkelebat di kepalaku. Hingga beberapa bulan setelah itu, saat keluargaku harus menandatangani surat penjualan rumah, hatiku serasa teriris. Di satu sisi, aku merasa lega karena keluargaku telah memenuhi hak orang lain yang masih tertinggal di rumah kami. Namun di sisi yang lain, aku merasa sangat kehilangan. Tak bisa kubayangkan apa yang akan terjadi pada rumah kami yang penuh kenangan itu. Mungkin saja ditempati oleh pemilik yang baru, atau bisa saja dihancurkan untuk kepentingan selain itu.

Home Sweet Home (Not Anymore), puisi yang beberapa bulan lalu aku publish di blog ini, adalah puisi yang sengaja aku tulis untuk menggambarkan bagaimana rasanya akan kehilangan rumah yang ditinggali dari kecil hingga dewasa seperti ini. Namun Alhamdulillah, saat pindah rumah, perlahan-lahan hati ini mulai tenang. Ternyata ada hikmah di balik semuanya. Dengan berpindah rumah, kebersamaan dalam keluarga kami makin erat karena mau tak mau mau kami harus kompak bekerjasama selama berbulan-bulan, mulai dari mencari rumah baru, menjadi kuli bersama saat memperbaiki rumah, mengemasi perabot rumah bersama-sama, menyiapkan segala keperluan pindah rumah, dan hal-hal kecil lain yang tak terhitung jumlahnya.

Kini, aku mulai bisa mengikhlaskan semuanya. Rumah itu. Masa kecilku di rumah itu. Dan segala kenangan bersama abah tercintaku. Aku tahu rumah itu bisa saja hancur, tapi kenangan indah di dalamnya tak akan pernah lebur. Karena memori berharga semasa disitu akan senantiasa bersemayam di hatiku, kekal dan abadi hingga habis masaku.

Minggu, 31 Maret 2013
Senja hari di dalam kereta kaligung mas

5 comments:

  1. WOW,,
    hmm, jadi rindu rumah.. :(

    ReplyDelete
  2. Semua kenangan akan selalu trbawa dalam pikiran kita. Entah dimanapun itu. Tempat yag paling aman untuk menyimpan semua kenangan itu yah dalam pikiran kita. Selamat yah punya rumah baru. Kamu bisa buat anothr kenangan di rumah baru mu ini. Jangan takut sak.

    ReplyDelete
  3. Dikha:
    Bulan depan ada tanggal merah, pulang aja :)
    Istiqomah:
    Iya Isti, akan kuukir sejuta kenangan indah di rumah baruku..salah satunya saat nanti kamu datang kesana :)

    ReplyDelete
  4. Bowo:
    Apa hubungannya?? -_-"

    ReplyDelete