Pindah rumah, berjuta rasanya…
Seperti halnya jatuh cinta, pindah rumah pun berjuta
rasanya. Memang tak sedikit orang yang sudah pernah mengalami pindah rumah,
tapi biarlah coretan kecil ini aku bagikan kepada mereka yang ingin tahu
rasanya pindah rumah tanpa harus mengalaminya.
Hari Sabtu, 30 Maret 2013, tepat pukul 9.00 WIB, mobil
pick up pesanan kakakku datang. Satu per satu perabot rumah tangga yang
sebelumnya telah dikemas pun siap dimuat. Hatiku berdesir, tak terasa sebentar
lagi masa kecilku, tawa bahagiaku, tangis manjaku, dan segala torehan memori
keluargaku akan segera diangkut, bersama-sama dengan perabot itu.
Sekitar hampir setahun yang lalu, saat keluargaku
memutuskan untuk segera menjual rumah kami, kekhawatiran-kekhawatiran akan
kehilangan rumah tercinta dan kenangan-kenangan indah keluarga mulai berkelebat
di kepalaku. Hingga beberapa bulan setelah itu, saat keluargaku harus
menandatangani surat penjualan rumah, hatiku serasa teriris. Di satu sisi, aku
merasa lega karena keluargaku telah memenuhi hak orang lain yang masih
tertinggal di rumah kami. Namun di sisi yang lain, aku merasa sangat
kehilangan. Tak bisa kubayangkan apa yang akan terjadi pada rumah kami yang
penuh kenangan itu. Mungkin saja ditempati oleh pemilik yang baru, atau bisa
saja dihancurkan untuk kepentingan selain itu.
Home Sweet Home (Not Anymore), puisi yang beberapa
bulan lalu aku publish di blog ini, adalah puisi yang sengaja aku tulis untuk
menggambarkan bagaimana rasanya akan kehilangan rumah yang ditinggali dari
kecil hingga dewasa seperti ini. Namun Alhamdulillah, saat pindah rumah,
perlahan-lahan hati ini mulai tenang. Ternyata ada hikmah di balik semuanya.
Dengan berpindah rumah, kebersamaan dalam keluarga kami makin erat karena mau
tak mau mau kami harus kompak bekerjasama selama berbulan-bulan, mulai dari
mencari rumah baru, menjadi kuli bersama saat memperbaiki rumah, mengemasi
perabot rumah bersama-sama, menyiapkan segala keperluan pindah rumah, dan
hal-hal kecil lain yang tak terhitung jumlahnya.
Kini, aku mulai bisa mengikhlaskan semuanya. Rumah
itu. Masa kecilku di rumah itu. Dan segala kenangan bersama abah tercintaku.
Aku tahu rumah itu bisa saja hancur, tapi kenangan indah di dalamnya tak akan
pernah lebur. Karena memori berharga semasa disitu akan senantiasa bersemayam
di hatiku, kekal dan abadi hingga habis masaku.
Minggu, 31 Maret 2013
Senja hari di dalam kereta kaligung mas
Semua kenangan akan selalu trbawa dalam pikiran kita. Entah dimanapun itu. Tempat yag paling aman untuk menyimpan semua kenangan itu yah dalam pikiran kita. Selamat yah punya rumah baru. Kamu bisa buat anothr kenangan di rumah baru mu ini. Jangan takut sak.
ReplyDeleteDikha:
ReplyDeleteBulan depan ada tanggal merah, pulang aja :)
Istiqomah:
Iya Isti, akan kuukir sejuta kenangan indah di rumah baruku..salah satunya saat nanti kamu datang kesana :)
jadi pengen bikin rumah,,,, hahaha
ReplyDeleteBowo:
ReplyDeleteApa hubungannya?? -_-"