Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau
antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu
menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain
yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan
agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam
kelompok kecil.
Menurut Winarno Surakhmad (1994: 53), tutor sebaya merupakan
salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta
didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling
menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja
bersama.Peserta didik yang terlibat tutor sebaya akan merasa bangga atas
perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa
yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Ketika mereka belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga
mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan
memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan melalui
tutor sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru.
Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang
dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.
Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang
memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan
kepada teman-temannya yang belum paham. Metode ini banyak sekali manfaatnya
baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang
diajarkan (Suhito, 1986: 42). Peran guru adalah mengawasi kelancaran
pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain.
Dalam
penggunaan metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan,
seperti halnya tutor sebaya. Uraian di atas adalah beberapa kelebihan metode
tutor sebaya, sementara kekurangan metode ini antara lain, tidak semua siswa
yang pintar (tutor sebaya) mampu menjelaskan dengan baik.
Dalam perkembangannya, metode pembelajaran tutor
sebaya ini dimanfaatkan oleh mahasiswa bidikmisi Unnes untuk mendongkrak IPK
mereka. Inisiatif ini muncul setelah didapatinya 39 mahasiswa bidikmisi Unnes
yang IPK-nya masih kurang dari 3,00, padahal mereka diwajibkan untuk memiliki
IPK minimal 3,00.
Awalnya, mahasiswa yang akan mengikuti program ini dikumpulkan
untuk diberikan pembekalan. Pada saat pelaksanaan pembekalan tutor sebaya,
peserta dipertemukan dengan tutor mereka yang berasal dari prodi yang sama.
Setelah itu, beberapa dosen yang merupakan pendamping mahasiswa bidikmisi
memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi akademik. Seusai pembekalan,
peserta dan tutor sebaya tiap fakultas diberikan seorang dosen pembimbing yang
bisa mereka mintai bimbingan dan nasihat selama berlangsungnya proses program tutor
sebaya.
Alhasil, setelah mengikuti program tutor sebaya ini,
sebagian besar dari 39 mahasiswa bidikmisi Unnes yang tadinya memiliki IPK
kurang dari 3,00 kini berhasil mendongkrak IPK-nya menjadi lebih dari 3,00.
Agaknya, inilah alasan tetap diteruskannya program tutor sebaya yang telah
dijalankan. Bahkan, pada tahun 2012 ini peserta tutor sebaya bertambah karena
dari 1.450 mahasiswa bidikmisi angkatan 2011, ada 125 orang mahasiswa yang
IPK-nya masih kurang dari 3,00.
Dengan bertambahnya peserta, bertambah pula tutor
sebaya yang dibutuhkan. Oleh karena itu, berbeda dengan sistem pemilihan tutor
sebaya tahap I yang hanya menggunakan sistem penunjukkan langsung, pada tahap
II ini diadakan open recruitment bagi mahasiswa yang berminat untuk menjadi
tutor sebaya melalui seleksi.
Dengan terus dikembangkannya metode pembelajaran
tutor sebaya ini, diharapkan tidak hanya mahasiswa bidikmisi yang IPK-nya masih
kurang saja yang mengikuti, namun mahasiswa bidikmisi maupun mahasiswa
non-bidikmisi lainnya juga mau memanfaatkan metode ini demi meningkatkan prestasi
mereka, bukan hanya sekadar untuk memenuhi kewajiban. Hal ini senada dengan
kesan dan harapan salah seorang mahasiswa bidikmisi Unnes dari jurusan Bahasa
Inggris, Khoirul Hasan, yang mengungkapkan bahwa tutor sebaya sangat membantu
peningkatan pemahaman mata kuliah yang dirasa sulit. Selain itu, ia berharap
program ini lebih dikembangkan lagi, sehingga nantinya tidak hanya
diperuntukkan bagi mahasiswa bidikmisi saja, namun juga mahasiswa lain yang
membutuhkan.
haha..thank you :)
ReplyDeletesebenernya ini artikel udah sejak tahun lalu, cuma baru aku publikasikan.