Sunday 17 March 2013

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Universitas Negeri Semarang terletak di Jalan Ampel Gading Raya, Kelurahan Kalisegoro, Gunungpati, Semarang. Proses pembangunan rusunawa ini memakan waktu yang cukup lama, mulai dari tahun 2009 hingga siap ditempati pada tahun 2011. Sejarah rusunawa Universitas Negeri Semarang berawal dari pengajuan proposal dari pihak Universitas Negeri Semarang kepada Kementrian Perumahan Rakyat sebagai usualan pembangunan rusunawa sebagaimana telah direalisasikan di beberapa universitas negeri lainnya seperti UGM dan IPB.
Selama pembangunan rusunawa ini, banyak bermunculan tanda tanya dari para mahasiswa terkait kapan rusunawa siap difungsikan, siapa yang berhak menempati, dan berapa biaya yang akan dibebankan. Awalnya, rusunawa ini diperkirakan akan siap ditempati pada Agustus 2010. Yang berhak menempati rusunawa ini adalah para mahasiswi yang berprestasi, baik akademis maupun non akademis. Setiap penghuni rusunawa akan diwajibkan membayar biaya sewa sebesar satu juta dalam setahun. Setiap kamarnya akan dihuni tiga mahasiswi baru dengan satu room leader mahasiswi lama sebagai koordinator mereka. Tapi dikarenakan belum terpenuhinya seluruh fasilitas, rusunawa baru siap ditempati pada Agustus 2011. Sedangkan yang berhak menempati rusunawa adalah mahasiswi penerima beasiswa bidikmisi dengan membayar biaya sewa sebesar delapan puluh ribu rupiah setiap bulannya.
Secara keseluruhan, rusunawa bisa ditempati oleh sekitar 384 orang karena ada 96 kamar yang masing-masing terdiri atas empat kasur, dua almari besi yang cukup besar dan satu buah tempat jemuran kecil. Rusunawa terdiri atas lima lantai, dimana lantai ke-dua hingga lantai ke-lima masing-masing terdapat 24 kamar tidur dan 16 kamar mandi. Di lantai pertama terdapat kantor manajer rusunawa, kantor satpam, ruangan cleaning service, mushola, dua kamar mandi, tempat wudhu dan tempat parkir. Selain itu, di lantai dasar ada tiga kantin, dua tempat laundry dan sebuah ruang serba guna.
Sebagai sebuah tempat yang diharapkan dapat mencetak generasi yang prestatif baik dari segi akademis maupun non akademis serta berakhlak mulia, rusunawa dikelola sebaik mungkin dengan dibentuknya susunan organisasi. Selaku manajer adalah Bapak Heri Tjahjono, serta Bapak Nurkhin selaku pembina program-program rusunawa seperti pembinaan kerohanian dan program English Village yang diharapkan dapat mengantarkan Universitas Negeri Semarang sebagai universitas yang go internasional. Selain itu, ada juga seorang ibu asrama, seorang asisten ibu asrama, empat orang satpam, dan empat orang petugas kebersihan. Para mahasiswi penghuni rusunawa pun turut terlibat dalam susunan pengurus. Dari sekitar tiga ratus mahasiswi penerima bidikmisi tahun 2011 yang menghuni rusunawa, ditunjuk seorang ibu lurah dan delapan orang ibu RT. Setiap ada informasi dari manajer maupun pembina rusunawa, ibu asrama atau asistennya akan segera meneruskan informasi tersebut kepada ibu lurah, dan ibu lurah pun akan segera meneruskannya kepada para ibu RT yang pada akhirnya informasi tersebut akan segera tersampaikan kepada seluruh penghuni rusunawa.
Adanya sistem yang sudah cukup baik tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap jalannya program-program rusunawa. Sejauh ini, program-program tersebut dapat berjalan dengan cukup lancar. Program pembinaan kerohanian dilaksanakan secara rutin setiap Kamis malam sekitar pukul 19.30 WIB s.d. 21.30 WIB. Program pembinaan kerohanian ini dirancang seperti perkuliahan aktif dimana ada materi yang dilanjutkan dengan tanya jawab. Pemateri sendiri biasanya didatangkan dari dosen-dosen Universitas Negeri Semarang, baik dosen PAI, dosen Bahasa Arab, dan yang lainnya. Program lainnya adalah program English Village, yaitu program pelatihan Bahasa Inggris dimana para mahasiswi penghuni rusunawa diwajibkan mengikuti program tersebut sebanyak dua kali dalam sepekan. Untuk para tutor sendiri, didatangkan langsung dari Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, baik mahasiswa semester lima maupun semester tiga yang secara sukarela memberikan pelatihan Bahasa Inggris kepada para mahasiswi penghuni rusunawa.
Meskipun fasilitas yang ada di rusunawa sudah cukup memadai dan program-program pembinaan sudah berjalan dengan cukup lancar, label sempurna masih belum dapat disematkan pada rusunawa mengingat masih adanya kekurangan, yaitu mengenai lokasinya yang jauh dari kampus dan masih terbatasnya sarana transportasi dari dan ke kampus. Inilah yang menjadi alasan para mahasiswi yang masih enggan menghuni rusunawa. Namun, Umi Mabruroh, mahasiswi Akuntasi penghuni kamar 5B 02 yang ditemui penulis saat observasi ke rusunawa mengatakan, hal tersebut tidaklah menjadi kendala besar karena jarak antara rusunawa dan kampus masih sanggup ia tempuh dengan berjalan kaki. Lagipula, jika dibandingkan dengan semua fasilitas yang didapatkan selama tinggal di rusunawa, hal tersebut bukanlah apa-apa. “Saya pribadi merasa cukup puas tinggal di sini karena airnya selalu lancar, keamanan terjamin, makanan, laundry dan biaya sewa yang relatif murah, ditambah program pembinaan kerohanian dan pelatihan Bahasa Inggris yang sangat bermanfaat bagi saya dan teman-teman semua,” ungkap Umi kepada penulis.
Akhirnya, rusunawa Universitas Negeri Semarang yang telah dirancang sedemikian rupa diharapkan mampu mencetak generasi-generasi yang prestatif, kompetitif dan berakhlak mulia. Dan dengan diberlakukannya peraturan untuk menempati rusunawa selama satu tahun saja diharapkan akan dapat mengefektifkan dan memaksimalkan pembinaan kepada mahasiswa Universitas Negeri Semarang agar nantinya mampu bersaing di tingkat regional, nasional maupun internasional.

No comments:

Post a Comment